Bagaimana Saya Menertawakan Kontruksi Sosial ?

Bagaimana Saya Menertawakan Kontruksi Sosial ?


Ada seorang teman yang berujar  “kamu punya dendam apa sih nan dengan perempuan cantik ? sampai kamu selalu mengatakan bahwa perempuan cantik mempunyai privilege tinggi ?”
Saya akan menjawabnya melalui tulisan ini, karena saya tipikal orang yang susah menjelaskan sesuatu secara langsung. Mouth by mouth eyes to eyes. Susah.
 Jadi begini,
Dahulu kala, sebelum semuaa seperti sekarang ini.. jeng jengg
.
.
Sedari kecil, saya sudah hidup dibawah naungan budaya dengan kontruksi sosial yang  bertimpangan. Saya mempunyai sepupu yang cantik-cantik bahkan jadi bunga desa. Saudara bapak-ibu saya kebetulan orang yang lumayan dikenal di masyarakat desa saya. singkatnya hanya saya dan keluarga saya yang terlahir sederhana, tanpa suatu pangkat. Ketika masuk sekolah dasar, saya juga dikelilingi teman yang rata-rata anak perangkat desa, orang berada, anak pejabat. Sedang saya ? 

Umur lima tahun saya sudah dicekoki oleh lingkungan saya yang mengkategorikan perempuan menjadi dua : cantik dan tidak cantik. Masyarakat saya membagi kelas menjadi dua : kaya dan miskin. Setiap bermain dengan sepupu dan teman sepermainan saya selalu diejek oleh mereka orang dewasa dan kaum tua. 
“anaknya ini cantik ya, putih, hidungnya mancung, kayak bule”
 “yang ini juga hidungnya mancung, kulitnya sawo matang, tinggi, manis enggak boseni dipandang mata” 
“ ini kok cantik banget anak siapa sihh”
 sedang pas giliran saya “loh kamu kok rambutnya berantakan sendiri, kamu kok pendek sendiri"
"kamu kan sepupuan sama dia kok hidungmu jelek, hee”

 saya tidak pernah menangis mendengar perkataan mereka. sama sekali.

Masih ingat dengan jelas, bahwa masa kecil saya jarang sekali menangis untuk hal-hal tidak penting. Kepala saya tidak sengaja kena bola basket yang beratnya sampai membuat pingsan-pun saya tidak menangis. Singkatnya, sedari kecil  lingkungan sudah mengajarkan kepada saya untuk bermental baja dan berjiwa militan, ini yang harus saya syukuri. Imbasnya ketika besar saya menjadi perempuan penakut. Wkwk 

Sama halnya ketika saya berada disekolah, setiap pulang sekolah bareng teman-teman saya selalu terpinggirkan. Dijalan menuju pulang, para anak pejabat ini selalu dipuji, dielukan dan dibanggakan oleh mereka yang kebetulan melihat kami lewat. Ketika mereka semua disapa, diberi jajan ataupun makanan dan diberikan applause untuk status mereka sebagai anak pejabat. Saya hanya menjadi hiasan diantara mereka. Melihat mereka dengan penuh kekaguman. Tapi saya tetap tidak minder. Saya anak seorang petani yang berjiwa militan. Tidak akan saya dibuat minder hanya dengan perlakuan seperti ini. terlebih, orang tua saya selalu mengajarkan untuk tidak menghiraukan omongan orang-orang, untuk tidak merasa tersepelekan dengan celotehan orang-orang dan saya memegang erat apa yang diamanahkan kedua orang tua saya. 

Sampai pada saya dewasa, bias-bias kontruksi sosial yang tertimpang mulai terlihat nyata. Realitas sosial itu nyata terihat ketika saya duduk dibangku menengah pertama. Saya melihat bagaimana kecantikan dan kekayaan itu can bring happines for you and your relations. Saya tidak iri dan tidak berniat mencela, tetapi kenyataan yang ada memang seperti itu. Seolah perempuan yang tidak memiliki fisik menawan dan harta rupawan pantas untuk termarjinalkan. Saya tetap pede sebagai perempuan yang tidak cantik tapi berkawan dengan kawan-kawan yang cantik, pintar, anak orang kaya, idola kaum remaja dan lain sebagainya. 

Kenapa kalau kamu tidak iri kamu tetap membahas ini ?

Karena saya ingin melawan ! 
dan bentuk perlawanan saya adalah dengan menertawakan realitas sosial yang dibangun oleh pikiran yang ingin berkuasa. Bagi sebagian dari kalian beranggapan bahwa perlawanan ini tidak berarti. Akan tetapi, bagi perempuan yang terlahir dari pelosok desa, dengan akses informasi dan teknologi yang terbatas, dengan segala keterbatasan hidup, perlawanan ini menjadi sesuatu yang bermakna. Dengan memiliki kesadaran penuh terhadap realitias sosial dan bagaimana punya cita-cita untuk merubah adalah sebuah progresivitas yang dimiliki oleh perempuan desa. Saya selalu bangga melihat perempuan cantik, mandiri dan pintar. Saya senang berteman dengan mereka karena mereka baik kepada saya. Saya tidak ada niatan untuk nyinyir ataupun merasa iri dengan perempuan. Ngapain sesama perempuan harus saling menjatuhkan ?

Hal yang membuat saya muak dengan kenyataan yang ada adalah bagaimana glorifikasi sosial terhadap perempuan. Mereka menciptakan sebuah standar kecantikan dan meminggirkan mereka yang tidak sampai pada tahap standar yang mereka buat. Bukankah seharusnya sebagai manusia kita harus hidup berdampingan ? apapun latar belakangmu, bagimana bentuk fisikmu. Glorifikasi perempuan ini tidak hanya terjadi dari laki-laki kepada perempuan. Terhadap sesama perempuan pun jua banyak. Mereka mengolok makhluk tuhan yang tidak berada satu tingkat dengan mereka. bukankah seharusnya yang dihargai adalah kerja keras, perjuangan dan segala yang dicapai ? memandang perempuan hanya dari sisi kecantikan hanya akan menempatkan perempuan pada posisi yang lemah. Seolah perempuan tidak bisa apa-apa, hanya cantik yang bisa kamu miliki. Ini tidak baik. Perempuan harus dilihat utuh sebagai manusia. 

Bagaimana privelege itu memilih kecantikan ?
Karena standar yang berlaku di masyarakat telah sampai pada lingkup industri. Bagimana iklan menempatkan perempuan dengan fisik yang sudah bagus untuk meningkatkan penjualan mereka.

 oke, mari kita tidak berbicara jauh.

 Kamu cantik, akan lebih mudah mendapatkan teman. Kamu cantik, akan lebih mudah mendapatkan bantuan. Kamu cantik, akan semakin banyak orang mau dan ingin berteman dengan mu. Kamu cantik, akan semakin mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan pengakuan sosial.
Bagi sebagaian orang, pernyataan saya ini adalah bentuk justifikasi. Kadang, saya pun merasa demikian~ tapi..

Kita melihat dari sisi baiknya..

Tuhan telah menitipkan anugerah kepadamu dan kamu  berhak untuk memanfaatkan itu sebaik mungkin. Sebik mungkin, dengan tidak turut serta andil dalam menambah daftar panjang usia kontruksi sosial yang bertimpangan. Cukuplah kamu cantik dan memiliki pribadi menawan.  menempatkan perempuan sebagimana mestinya. Manusia utuh.  Bagi perempuan yang mendapat labelling tidak cantik, kalian juga bisa mendapatkan anugerah dari tuhan. Caranya ?  dengan usaha, belajar dan melakukan suatu hal yang positif yang bisa kamu laukan. Kesalahan bukan pada mereka yang cantik atau tidak cantik, tetapi pada mereka yang enggan berbenah dan belajar untuk menjadi manusia utuh.
Saya
Bagi
Saya
Kecantikan adalah apapun yang kamu lakukan selama itu membawa manfaat untuk diri kamu sendiri dan circle kamu.
Dan ada beragam lagi makna kecantikan. Mari kita sesama perempuan saling memahami~
dan
menguatkan.. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Menghidupkan

Al-Baqoroh 286 : Sepenggal Surat Cinta Untuk Hamba Yang Terluka

Kamu Berhak untuk Menjadi Perempuan yang Kamu Inginkan!