QRIS, MILENIAL DAN DILEMA PEREKONOMIAN .




Wahhh ada yang baru nihhh !!!
Apa  yang baru kira-kira yaaa ? 

QRIS, MILENIAL DAN DILEMA PEREKONOMIAN
.
Bank Indonesia pada bulan Agustus lau, bertepatan dengan HUT kemerdekaan RI yang ke-74 meluncurkan sebuah Quick Response (QR) code. Sebuah hadiah ulang tahun kemerdekaan yang patut untuk dirayakan dan jugaaa ditelaah pastinya. QR code merupakan standar pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobil banking. Aplikasi QR code yang diluncurkan oleh bank Indonesia selanjutnya disebut dengan QRIS akan mulai berlaku per Januari 2020 nanti. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam peluncuran QR code ini mengatakan bahwa QRIS memegang prinsip UNGGUL (Univeral, Gampang, Untung dan langsung). Tujuan diadakannya QRIS untuk memudahkan transaksi pembayaran secara online dengan sistem  mirip salah satu stasiun tv swasta, satu untuk semuaa (bacanya jangan pake nada ya !). selain  itu, tentunya QRIS juga dipersiapkan untuk menyongsong revolusi industri 4.0 juga sebagai efisensi transaksi, inklusi keuangan, dan diharapkan dapat memberikan imperct kepada UMKM. 

Tapi apakah adanya QRIS ini memang akan memberikan impect  kepada masyarakat ? utamanya UMKM nih ?

Mari kita cari Tahuuu

Memang, adanya revolusi industri four point zero ini menjadikan umat manusia hidup dalam segala kemudihan ditengah kompleksitas arus globalisasi. Dampak kemudahan tekonologi ini juga masuk kedalam sistem keuangan. Revolusi industri menyebabkan adanya e-money, e-wallet, aplikasi fintech berbasis kredit, peer to peer landing, crowdfunding dan lain sebagainya. Sehingga pada akhirnya memunculkan sebuah budaya baru yaitu cashless sociaty dan yaaapp QR code salah satunya. Bank Indonesia berusaha untuk menumbuhkan sistem perekonomian yang berdampak positif terhadap sektor riil dan perekonomian nasional pada umumnya. QRIS menjadi jembatan untuk menyongsong arah gerakan baru perekonomian Indonesia, kemudahan yang didapatkan menjadi seseorang lebih leluasa dalam menjalankan aktivitas perekonomian, baik produksi, distribusi dan konsumsi. Kini, kita tidak perlu memakai QR code berdasarkan aplikasi atau e-wallet yang kita gunakan, karena satu QRIS saja sudah bisa dibaca oleh semua sistem QR code aplikasi penyedia jasa layanan. Gak ribet ? pastinya ! lebih banyak peminat ? jelas bangettt! Ada banyak diskon dan promo ? gak diragukan lagi !!! 

dari banyak sisi, adanya e-money memang menciptakan kemudahan tersendiri, terlebih lagi dengan hadirnya QRIS akan semakan menyantuykan sistem pembayaran masyarakat Indonesia yang memang terkenal sebagai salah satu negara tersantai di dunia.  Sisi praktis, efisiensi, fleksibilitas dan keamanan menjadi paket komplit yang disuguhkan kepada masyarakat dengan hadirnya QRIS code ini. Selain itu, adanya QRIS ini juga membawa dampak terhadap pembayaran nasional berupa terintegrasinya sistem pembayaran nasional yang dapat dipantau langsung oleh bank Indonesia, hal ini bisa saja digunakan sebagai proteksi untuk meminimalisir transaksi gelapp sobaat~ 

Selain hal itu, menurut kajian makro bank Indonesia menyebutkan bahwa sejak tahun 2002 menunjukkan perkembangan pembayaran non tunai berdampak positif terhadap velocity of money. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pembayaran non tunai terhadap uang tunai dalam sistem perekonomian. Kenyataan seperti ini mengindikasikan dua hal : positif dan negatif. Sisi positif karena menurunkan permintaan akan uang kartal dan M1 sehingga implikasinya akan menurunkan biaya percetakan uang termasuk membeli bahan bakunya. Sisi negatif yang dihindari tentu saja adalah sulitnya kebijakan moneter jika mengandalkan besaran moneter sebagai target dan untuk kebijakan moneter yang menggunakan suku bunga sebagai target akan menimbulkan biaya moneter yang lebih besar.
Terlepas dari banyaknya kebaikan yang dihadirkan oleh sistem pembayaran berbasis online ada sisi lain dari suatu sistem tersebut. Adanya QRIS yang semakin memudahkan transaksi membuat manusia semakin ingin memenuhi segala keinginannya dan walhasil budaya konsumtivisme akan semakin merebak dimasyarakat kita. Budaya konsumtif sendiri memiliki dua sudut pandang, bak pedang bermata dua. Satu sisi, ia menjadi baik karena menunjukkan tingat pendapatan suatu masyarakat dan berjalannya tata perekonomian dengan baik sehingga konsumsi publik bisa menambah pendapatan negara. Akan tetapi, disisi lain, budaya konsumtif yang tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan hanya akan menambah lebih dalam lagi jurang kemiskinan antar masyarakat. 

Selain permasalahan konsumsi, adanya QRIS beserta e-money  juga memudahkan adanya kejahatan dunia maya yang memudahkan hacker untuk menyerang data-data pribadi dan mempublish bahkan memperjual-belikan data pribadi kita seperti yang sempat heboh di laman Facebook beberapa waktu yang lalu. *jual beli data pribadi hanya lima ribu rupiah termasuk nomor ktp dan kk* terus juga ada *nomor asing yang tiba-tiba sms buat menagih hutang pinjaman pnline padahal kita merasa tidak pernah sama sekali menggunakan apilkasi pinjol* sebenarnya, banyak sekali kasus-kasus pemalsuan data, jual beli data dan lain sebagainya hal ini timbul karena proteksi terhadap keamanan data kita yang kurang dan ini menjadi pekerjaan rumah bersama, tak terkecuali bank Indonesia. 

Peluncuran QRIS salah satu tujuannya adalah inklusi keuangan yang berdampak terhadap peningkatan dan kemudahan UMKM dengan menyasar millenial sebagai kaum yang akrab dengan gadget. Tapi inklusi keuangan yang ingin dicapai oleh QRIS seperti apa? Karena mau tidak mau kita harus berbicara mengenai persebaran pembangunan dan akses teknologi yang belum sepenuhnya merata. Adanya QRIS, e-money memang menggiurkan dan menguntungkan tapi tidak sepenuhnya ia bisa diakses oleh semua kalangan. Dibeberapa daerah teknologi keuangan masih belum bisa sepenuhnya diterima oleh masyarakat, bahkan cenderung dari mereka beranggapan bahwa teknologi hanya mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. 

Dibalik berbagai sudut pandang yang menjadi pokok pembahasan, peluncuran QRIS memang patut untuk dirayakan. Pasalnya, QRIS adalah bukti bahwa pemerintah merespon dengan cepat kesempatan perekonomian global yang ada didepan mata. Sasaran utama QRIS memang milenial karena pada dasarnya ia yang dekat dengan gadget hingga kemudian merambah kepada orang tua dan kalangan yang mau tidak mau harus beradaptasi. Permasalahan apakah QRIS mampu menjadi pemerataan ekonomi memang butuh waktu yang tidak cukup bila hanya satu tahun. Harapan kedepan, dengan hadirnya QRIS satu untuk semua ini laju pertumbuhan ekonomi dapat berjalan kearah positif. Dan Indonesia siap menyambut hadirnya revolusi industri dengan perekonomian yang gemilang. Amin paling serius-in sobaaat~
 

#feskabi2019
#gairahkanekonomi
#pakaiQRstandar
#majukanekonomiyuk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Menghidupkan

Al-Baqoroh 286 : Sepenggal Surat Cinta Untuk Hamba Yang Terluka

Kamu Berhak untuk Menjadi Perempuan yang Kamu Inginkan!